Mitra-solusindo.com, Makassar - Krisis energi yang terjadi di belahan timur Indonesia membuat pihak pemerintah mencari solusi mengatasi masalah tersebut, salah satunya dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Rencananya, Sulawesi Selatan dipilih menjadi lokasi pembangunan reaktor nuklir untuk menjamin ketersediaan listrik di kawasan timur Indonesia.
Hal ini disampaikan oleh Deputi Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) bidang Pengembangan Teknologi dan Energi Nuklir, Adiwardojo, dalam International Forum of Nuclear yang diselenggarakan Ikatan Alumni Teknik Fakultas Hasanuddin, di Hotel Grand Clarion, Makassar, selasa (6/12/2011).
Menurut Adiwardojo, pembangunan PLTN di Sulawesi Selatan masih dalam tahap persiapan dan belum dipastikan lokasi yang pas untuk pembangunannya. BATAN sebagai lembaga pemerintahan non departemen yang mengatasi masalah nuklir di Indonesia ini, lanjut Adiwardojo, hanya memberi dukungan teknik dan bukan sebagai pihak yang mengoperasikan pembangkitnya. sesuai UU No.10 Tahun 1997 tentang ketenaganukliran.
"Saat ini Sulsel masih dalam tahap studi kelayakan, sebelumnya BATAN sudah melakukan perencanaan pembangunan PLTN di bagian utara pulau Jawa dan di Propinsi Bangka Belitung, rencana ini sudah ada sejak Presiden Soekarno, tapi belum terealisasi hingga kini," ujar Adiwardojo.
Adiwardojo menambahkan, salah satu ukuran kemakmuran suatu negara bisa dilihat dari kemampuannya menciptakan energi untuk mensejahterakan rakyatnya. Ia mencontohkan Jepang dan Korea yang sudah mapan dalam hal pemanfaatan teknologi nuklirnya. "Di Indonesia kita masih tertinggal dari negara-negara tetangga, kebutuhan listrik per kapita di Indonesia masih 600 kilowatt, sementara di Malaysia sudah 3.000 kilowatt per kapita," tutur Ardiwardojo.
Sementara menurut Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Sulsel, Idrus Hafied di tempat yang sama menyebutkan Sulsel sangat siap untuk dibanguni PLTN, karena memiliki banyak daerah potensial sumber daya mineral radioaktifnya, seperti di Masamba-Luwu Timur, Gowa, Pangkep, Maros dan Bone.
"Pemanfaatan nuklir di Sulsel sebenarnya sudah dimulai sejak 2000 lalu, namun masih di bidang non energi, seperti pembuatan formula penggemukan sapi dan pemuliaan tanaman dengan teknologi nuklir, yakni menciptakan varietas benih pertanian unggul hasil mutasi radiasi dengan teknologi nuklir," pungkas Idrus.
(mna/dnl)
detik.com






