Mitra-solusindo.com , Jakarta - Marketing Manager PT. Mazda Motor Indonesia (MMI) Astrid Ariani Wijana mengemukakan wacana program konversi energi dari premium ke gas harus dijawab dengan tersedianya infrastruktur pengisian bahan bakar gas (BBG) di Indonesia.
"Jika kebijakan itu dilakukan, pemerintah harus melakukan contoh terlebih dahulu dengan membangun tempat pengisian BBG yang memadai di Indonesia," katanya di sela-sela jumpa pers Mazda di Jakarta pada Rabu (25/1).
Astrid mengatakan, "Lagipula, belum ada model mobil consumer Mazda yang menggunakan BBG. Semuanya BBM."
Terkait kebijakan pemerintah tentang pembatasan premium pada April nanti, Astrid mengakui tidak ada masalah dengan kebijakan pemerintah tersebut karena pelanggan atau masyarakat Indonesia sudah pernah mengalami naik dan pembatasan BBM.
"Tidak akan kaget (pelanggan), lagipula semua model mobil Mazda harus menggunakan bensin dengan angka oktan 90 (Pertamax). Walaupun berdampak (pembatasan premium), dampaknya tidak akan signifikan," katanya. (adm)
Editor: Aditia Maruli
[AntaraNews] COPYRIGHT © 2012
"Jika kebijakan itu dilakukan, pemerintah harus melakukan contoh terlebih dahulu dengan membangun tempat pengisian BBG yang memadai di Indonesia," katanya di sela-sela jumpa pers Mazda di Jakarta pada Rabu (25/1).
Astrid mengatakan, "Lagipula, belum ada model mobil consumer Mazda yang menggunakan BBG. Semuanya BBM."
Terkait kebijakan pemerintah tentang pembatasan premium pada April nanti, Astrid mengakui tidak ada masalah dengan kebijakan pemerintah tersebut karena pelanggan atau masyarakat Indonesia sudah pernah mengalami naik dan pembatasan BBM.
"Tidak akan kaget (pelanggan), lagipula semua model mobil Mazda harus menggunakan bensin dengan angka oktan 90 (Pertamax). Walaupun berdampak (pembatasan premium), dampaknya tidak akan signifikan," katanya. (adm)
Editor: Aditia Maruli
[AntaraNews] COPYRIGHT © 2012