Mitra-Solusindo.com , Jakarta - Pemerintah Amerika Serikat (AS) tidak mau terburu-buru memutuskan serangan militer terhadap fasilitas nuklir Iran. Namun jika serangan itu jadi dilakukan AS, maka kerusakan yang ditimbulkan akan jauh lebih besar dibanding serangan militer yang dilancarkan Israel.
Demikian disampaikan Menteri Pertahanan AS Leon Panetta dalam wawancara kepada National Journal seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (9/3/2012).
"Jika mereka (Israel) memutuskan untuk melakukannya, tak diragukan bahwa itu akan memiliki dampak, namun saya pikir, juga jelas bahwa jika Amerika Serikat melakukannya, kami akan menimbulkan dampak yang jauh lebih besar," kata Panetta.
Presiden AS Barack Obama dan pejabat-pejabat tinggi AS telah berulang kali mengatakan bahwa mereka tidak mengesampingkan opsi militer jika semua sanksi dan diplomasi gagal menyelesaikan krisis program nuklir Iran.
Namun pemerintahan Obama bersikeras bahwa sanksi-sanksi berat terhadap Iran dan upaya-upaya diplomatik harus diberikan waktu lebih lama sebelum menempuh aksi militer. Sementara pemerintah Israel berdalih bahwa waktu semakin mendesak untuk melancarkan serangan pendahuluan guna menghentikan program nuklir Iran.
Sebelumnya pejabat-pejabat AS telah mengatakan bahwa militer telah menyusun rencana kontingensi untuk kemungkinan serangan atas fasilitas nuklir Iran. Panetta pun membenarkan hal tersebut.
"Tentu saja," ujar Panetta ketika ditanya apakah Pentagon telah menyusun rencana tersebut.
Menurut para analis dan mentan pejabat militer AS, pesawat-pesawat tempur Israel bisa menimbulkan kerusakan serius pada lokasi-lokasi nuklir Iran. Namun mereka akan menemui kesulitan dalam menggempur fasilitas nuklir bawah tanah di dekat Kota Qom. Para analis tersebut mengatakan, kekuatan Angkatan Udara AS jauh melampaui kemampuan militer Israel. (ita/nrl)
Editor: Rita Uli Hutapea - RayGa - RanGga
[detik.com] COPYRIGHT © 2012
Demikian disampaikan Menteri Pertahanan AS Leon Panetta dalam wawancara kepada National Journal seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (9/3/2012).
"Jika mereka (Israel) memutuskan untuk melakukannya, tak diragukan bahwa itu akan memiliki dampak, namun saya pikir, juga jelas bahwa jika Amerika Serikat melakukannya, kami akan menimbulkan dampak yang jauh lebih besar," kata Panetta.
Presiden AS Barack Obama dan pejabat-pejabat tinggi AS telah berulang kali mengatakan bahwa mereka tidak mengesampingkan opsi militer jika semua sanksi dan diplomasi gagal menyelesaikan krisis program nuklir Iran.
Namun pemerintahan Obama bersikeras bahwa sanksi-sanksi berat terhadap Iran dan upaya-upaya diplomatik harus diberikan waktu lebih lama sebelum menempuh aksi militer. Sementara pemerintah Israel berdalih bahwa waktu semakin mendesak untuk melancarkan serangan pendahuluan guna menghentikan program nuklir Iran.
Sebelumnya pejabat-pejabat AS telah mengatakan bahwa militer telah menyusun rencana kontingensi untuk kemungkinan serangan atas fasilitas nuklir Iran. Panetta pun membenarkan hal tersebut.
"Tentu saja," ujar Panetta ketika ditanya apakah Pentagon telah menyusun rencana tersebut.
Menurut para analis dan mentan pejabat militer AS, pesawat-pesawat tempur Israel bisa menimbulkan kerusakan serius pada lokasi-lokasi nuklir Iran. Namun mereka akan menemui kesulitan dalam menggempur fasilitas nuklir bawah tanah di dekat Kota Qom. Para analis tersebut mengatakan, kekuatan Angkatan Udara AS jauh melampaui kemampuan militer Israel. (ita/nrl)
Editor: Rita Uli Hutapea - RayGa - RanGga
[detik.com] COPYRIGHT © 2012
Informasi pemasangan iklan
hubungi Yunita - telp. 0356712614 / 085645229854
atau klik di sini