Mitra-Solusindo.com , Jakarta - Banyak orang meyakini payudara kecil lebih aman dari kanker. Namun menurut ahli kanker, payudara besar maupun kecil sama-sama bisa diserang kanker dan satu-satunya cara mudah untuk mendeteksinya adalah dengan sering-sering diraba.
Ketua Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia (PERABOI), dr Sonar Soni Panigoro, SpB(K)Onk mengatakan kanker payudara paling banyak berasal dari kelenjar payudara. Makin banyak kelenjarnya, otomatis peluang untuk diserang kanker juga semakin besar.
Karenanya tidak salah apabila dikatakan bahwa makin besar ukuran payudara maka risiko kanker juga makin besar. Namun bukan berarti payudara kecil benar-benar aman, sebab kenyataannya laki-laki sekalipun bisa kena kanker payudara meski risikonya jauh lebih kecil.
"Laki-laki juga bisa kena, tapi kalau dibandingkan dengan perempuan paling cuma 1:100 karena kelenjarnya tidak berkembang. Jadi sama saja, payudara besar atau kecil tetap harus diperiksa," kata dr Sonar usai peluncuran Film Televisi tentang kanker payudara, "Derita Dinda" di Hotel Four Seasons, Kamis (29/3/2012).
Cara paling mudah untuk memeriksanya menurut dr Sonar adalah dengan sering-sering meraba payudara, lalu memeriksakannya jika ditemukan ada benjolan. Tidak perlu panik, tidak semua benjolan itu pasti kanker karena hanya 1 dari 5 benjolan yang pada akhirnya terbukti sebagai kanker.
Sayangnya, benjolan kanker kadang-kadang baru teraba ketika ukurannya sudah lebih dari 1 cm yang artinya sudah memasuki stadium 1. Peluang kesembuhannya tentu masih lebih tinggi dibandingkan jika sudah stadium lanjut, namun tetap saja jaringan kankernya harus dioperasi.
Menurut dr Sonar, peluang kesembuhan yang paling besar adalah jika kanker ditemukan pada stadium 0 (nol) yakni ketika belum ada gejala atau benjolan. Pada stadium ini, kanker tidak terdeteksi hanya dengan diraba saja tetapi harus diamati dengan alat khusus.
Pada perempuan di atas usia 40 tahun, deteksi dini kanker payudara pada stadium 0 bisa dilakukan dengan pemeriksaan penunjang berupa mamografi. Untuk perempuan yang berusia di bawah 40 tahun, pemeriksaan penunjang yang digunakan adalah ultrasonografi.
(up/ir)
Editor: AN Uyung Pramudiarja | RayNa
[Detik.com] COPYRIGHT © Mitra Solusindo 2012
Ketua Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia (PERABOI), dr Sonar Soni Panigoro, SpB(K)Onk mengatakan kanker payudara paling banyak berasal dari kelenjar payudara. Makin banyak kelenjarnya, otomatis peluang untuk diserang kanker juga semakin besar.
Karenanya tidak salah apabila dikatakan bahwa makin besar ukuran payudara maka risiko kanker juga makin besar. Namun bukan berarti payudara kecil benar-benar aman, sebab kenyataannya laki-laki sekalipun bisa kena kanker payudara meski risikonya jauh lebih kecil.
"Laki-laki juga bisa kena, tapi kalau dibandingkan dengan perempuan paling cuma 1:100 karena kelenjarnya tidak berkembang. Jadi sama saja, payudara besar atau kecil tetap harus diperiksa," kata dr Sonar usai peluncuran Film Televisi tentang kanker payudara, "Derita Dinda" di Hotel Four Seasons, Kamis (29/3/2012).
Cara paling mudah untuk memeriksanya menurut dr Sonar adalah dengan sering-sering meraba payudara, lalu memeriksakannya jika ditemukan ada benjolan. Tidak perlu panik, tidak semua benjolan itu pasti kanker karena hanya 1 dari 5 benjolan yang pada akhirnya terbukti sebagai kanker.
Sayangnya, benjolan kanker kadang-kadang baru teraba ketika ukurannya sudah lebih dari 1 cm yang artinya sudah memasuki stadium 1. Peluang kesembuhannya tentu masih lebih tinggi dibandingkan jika sudah stadium lanjut, namun tetap saja jaringan kankernya harus dioperasi.
Menurut dr Sonar, peluang kesembuhan yang paling besar adalah jika kanker ditemukan pada stadium 0 (nol) yakni ketika belum ada gejala atau benjolan. Pada stadium ini, kanker tidak terdeteksi hanya dengan diraba saja tetapi harus diamati dengan alat khusus.
Pada perempuan di atas usia 40 tahun, deteksi dini kanker payudara pada stadium 0 bisa dilakukan dengan pemeriksaan penunjang berupa mamografi. Untuk perempuan yang berusia di bawah 40 tahun, pemeriksaan penunjang yang digunakan adalah ultrasonografi.
(up/ir)
Editor: AN Uyung Pramudiarja | RayNa
[Detik.com] COPYRIGHT © Mitra Solusindo 2012
Informasi pemasangan iklan
hubungi RayGa - telp. 0356712614 / 085645229854
atau klik di sini
kirain ngeRABA apa - ternyata ngeRABA kanker ,.,. Huwaaaa