Mitra-Solusindo.com , Tuban - Bagi seorang wanita, kata “menopause” bisa jadi merupakan momok yang menakutkan. Bagaimana tidak, kaum wanita biasanya akan membayangkan munculnya berbagai masalah dan keluhan seputar kesehatan dan kehidupannya pada fase menopause. Fenomena seperti ini jangan sampai membuat kaum wanita menyerah dan berputus asa dengan keadaan sehingga tidak melakukan usaha untuk dapat menikmati masa menopause yang berkualitas. Untuk itu, perlu kiranya kaum wanita memahami seluk beluk menopause supaya bisa menjalani hari-harinya dengan tetap sehat dan bersemangat.
- Menopause Adalah Proses Alami
Pada tahapan paruh baya, selain mengalami proses menua, wanita juga mengalami keadaan khusus yaitu menopause. Menopause berasal dari dua kata yaitu “meno” (menstruasi/haid/datang bulan) dan “pause” (stop/berhenti), yang mempunyai arti berhentinya siklus haid. Masa-masa sebelum dan setelah menopause disebut masa klimakterium. Pada masa inilah terjadi perubahan yang nyata pada metabolisme, fisik (tubuh), dan psikis (kejiwaan), yang selanjutnya dapat menimbulkan dampak sosial.
Menopause adalah proses alami dari penuaan, yaitu ketika wanita tidak lagi mendapatkan haid selama 1 tahun. Penyebab berhentinya haid karena indung telur tidak lagi memproduksi hormon estrogen dan progesteron. Itu sebabnya, menopause diawali dengan perubahan pola haid. Haid menjadi tidak teratur, semakin jarang, dan akhirnya berhenti. Saat berhenti haid ini disebut menopause, tetapi batasan yang jelas kapan berhenti haid tidak pasti, sehingga disimpulkan seorang wanita dikatakan menopause bila telah setahun tidak mendapatkan haid. Rata-rata wanita mengalami menopause pada usia sekitar 50 tahun. Pada wanita muda, menopause bisa saja terjadi, yaitu pada mereka yang menjalani operasi pengangkatan indung telur.
Menopause adalah proses alami dari penuaan, yaitu ketika wanita tidak lagi mendapatkan haid selama 1 tahun. Penyebab berhentinya haid karena indung telur tidak lagi memproduksi hormon estrogen dan progesteron. Itu sebabnya, menopause diawali dengan perubahan pola haid. Haid menjadi tidak teratur, semakin jarang, dan akhirnya berhenti. Saat berhenti haid ini disebut menopause, tetapi batasan yang jelas kapan berhenti haid tidak pasti, sehingga disimpulkan seorang wanita dikatakan menopause bila telah setahun tidak mendapatkan haid. Rata-rata wanita mengalami menopause pada usia sekitar 50 tahun. Pada wanita muda, menopause bisa saja terjadi, yaitu pada mereka yang menjalani operasi pengangkatan indung telur.
- Keluhan yang Muncul Ketika Menopause
Beberapa keluhan yang biasanya muncul pada wanita yang memasuki masa menopause antara lain : semburat panas (hot flush), keringat malam hari, dan atau semburat dingin dan kulit lembab, berdebar-debar, mudah marah, gangguan mood (suasana hati), sulit tidur, haid tidak teratur, gangguan fungsi seksual (tidak nyaman atau nyeri saat berhubungan intim), kekeringan vagina, terasa lelah, gelisah, rasa khawatir, sulit konsentrasi, mudah lupa, sering tidak dapat menahan kencing, gatal, nyeri otot dan sendi, kram, payudara lembek, migren, keluhan lambung, kembung, nyeri ulu hati, mual, dan depresi.
- Munculnya Berbagai Penyakit Ketika Menopause
Kaum wanita perlu mewaspadai beberapa penyakit yang sering muncul pada masa menopause, antara lain:
- Infeksi saluran kemih yang hilang timbul
- Obesitas (kegemukan) akibat penimbunan lemak
- Hipertensi (tekanan darah tinggi), yang biasanya dimulai pada masa-masa sebelum haid berhenti sama sekali.
- Penyakit jantung koroner. Penyakit ini disebabkan oleh peningkatan kolesterol darah yang berlangsung lama sehingga menyebabkan penebalan dan kekakuan pembuluh darah (aterosklerosis) sehingga fungsi jantung sebagai pemompa darah menjadi terhambat.
- Osteoporosis (pengeroposan tulang), dijumpai pada 85% wanita yang telah mengalami menopause selama lebih dari 10 tahun.
- Diabetes mellitus (kencing manis). Perubahan hormonal pada masa menopause menyebabkan penurunan sensitivitas insulin sehingga gula di aliran darah tidak dapat masuk ke dalam sel dan berakibat kadar gula darah meningkat.
Pola makan yang dianjurkan adalah gizi seimbang dengan frekuensi makan 3 kali makan utama (besar) dan 2-3 kali makan selingan (kecil). Frekuensi makan yang sering mempunyai tujuan agar tidak terjadi kelaparan pada saat tertentu dan kekenyangan di saat lain. Makan yang tidak teratur juga akan memicu keluhan sakit lambung atau lebih dikenal dengan sakit maag. Porsi makan atau jumlah makanan yang dimakan untuk masing-masing orang tidak bisa disamakan, karena kebutuhan kalori seseorang dipengaruhi hal-hal seperti tinggi badan, berat badan, aktivitas, dan penyakit yang diderita. Mengonsumsi bermacam-macam jenis bahan makanan mempunyai manfaat yang sangat besar, karena tubuh akan mendapatkan bermacam-macam zat gizi. Tidak ada satu jenis makanan yang sempurna, sehingga untuk mendapatkan zat gizi yang lengkap, harus mengonsumsi makanan yang bervariasi. Selain itu, jangan lupa untuk mengonsumsi cairan dalam jumlah yang cukup, yaitu 6-8 gelas sehari.
Beberapa makanan yang perlu dibatasi konsumsinya oleh wanita menopause, antara lain makanan berlemak tinggi, makanan dan minuman berkadar gula tinggi, gorengan, garam dan protein yang berlebih, minuman berkafein (contohnya kopi dan teh). Sedangkan makanan yang dianjurkan untuk dikonsumsi antara lain makanan yang banyak mengandung vitamin A, C, dan E yang berkhasiat sebagai anti oksidan, dapat dijumpai pada bahan makanan alami maupun suplemen. Vitamin A banyak terdapat pada kuning telur, hati, susu, mentega, sayuran warna hijau, tomat, kol, dan selada. Vitamin C dapat diperoleh dengan mengonsumsi buah segar berwarna kuning atau merah, seperti jambu biji, jeruk, tomat, dan anggur serta sayuran hijau seperti brokoli dan bayam. Vitamin E banyak terdapat pada kacang-kacangan, sayur dan buah. Suplemen antioksidan bukan merupakan keharusan untuk dikonsumsi bila tubuh dapat memenuhi kebutuhan dari makanan sehari-hari dan mengurangi pajanan radikal bebas (polusi udara, asap rokok, radiasi TV dan komputer, bahan-bahan kimia serta kesibukan hidup yang tinggi).
- Mengenal Fitoestrogen (Estrogen dari Tumbuhan)
Banyaknya keluhan ketika menopause sangat terkait dengan berkurangnya kadar estrogen dalam tubuh seorang wanita. Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa kedelai mengandung zat yang memiliki khasiat dan cara kerja menyerupai estrogen yang selanjutnya dikenal dengan nama “fitoestrogen”. Fitoestrogen mempunyai khasiat meredakan keluhan akibat menopause, seperti semburat panas dan kekeringan vagina. Meskipun banyak perusahaan obat memproduksi suplemen yang mengandung fitoestrogen, namun mengonsumsi fitoestrogen alami dari makanan sehari-hari tentu lebih bijaksana. Makanan kaya fitoestrogen selain bermanfaat meredakan keluhan ketika menopause, juga sangat berperan dalam menurunkan kadar kolesterol yang tinggi, mencegah penyakit jantung, osteoporosis, dan bahkan kanker. Selain dijumpai pada kedelai dan hasil olahannya (tempe, tahu, susu kedelai, tauco), fitoestrogen juga dijumpai pada brokoli, wortel, jeruk, tomat dan cabai.
(ryb/umsh)
Editor: ummushofiyya - RayGa
[WP.ummushofiyya] COPYRIGHT © 2012
(ryb/umsh)
Editor: ummushofiyya - RayGa
[WP.ummushofiyya] COPYRIGHT © 2012
Informasi pemasangan iklan
hubungi Yunita - telp. 0356712614 / 085645229854
atau klik di sini