Mitra-solusindo.com , Jakarta - Pulau-pulau terluar Indonesia harus dirawat dan diurus negara semaksimal mungkin. Peredaran mata uang resmi, rupiah, serta penanggulangan penyalahgunaannya adalah satu aspeknya. Kini ada sinergi antara Bank Indonesia yang bertanggung jawab soal mata uang itu dan TNI-AL yang bertanggung jawab pengamanan dan menjaga keutuhan wilayah laut dan maritim negara.
Ruang lingkup kesepakatan bersama dan kerja sama itu, meliputi pendistribusian uang rupiah menggunakan sarana milik TNI-AL dan Bank Indonesia ke daerah perbatasan dan terpencil di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pula sosialisasi program-program Bank Indonesia melalui gelar operasi oleh unsur-unsur operasional TNI-AL.
Secara proforma, kerja sama sinergi kedua pihak itu dilakukan pada Selasa, di Markas Besar TNI-AL, Cilangkap. Ada dua piagam sinergisitas yang ditandatangani, dan dilakukan Direktur Pengedaran Uang Bank Indonesia, Mohammad Dakhlan, dan Direktur Perencanaan Strategis dan Hubungan Masyarakat Bank Indonesia, Dyah NK Makhijani, dan Asisten KSAL Bidang Operasi, Laksamana Muda TNI Hari Bowo.
Mereka disaksikan Deputi Gubernur Bank Indonesia, Ronald Waas, dan Kepala Staf TNI-AL, Laksamana TNI Soeparno, bersama sejumlah pejabat teras kedua instansi itu.
Kerja sama BI dengan TNI-AL ini telah dua kali diujicobakan, yaitu di perbatasan Indonesia-Filipina pada 24-30 Juni 2011 dengan rute Bitung-Marore-Miangas-Melonguane dan Lirung serta di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia dan Vietnam di Kabupaten Anambas dan Natuna, pada 18-24 Juli 2011. Rutenya Pulau Jemaja – Tarempa - Pulau Laut dan Pulau Sekatung - Pulau Ranai dan Pulau Subi Besar.
Masyarakat di pulau-pulau terluar itu semakin dekat secara psikologis dengan Indonesia ketimbang serambi sebelah. Sebagai contoh, masyarakat Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan (saat itu), lebih akrab memegang mata uang ringgit Malaysia ketimbang rupiah. Hal itu tidak baik bagi keutuhan wilayah negara.
"Sesuai amanah undang-undang, TNI menjaga kedaulatan, keamaman dan hukum di seluruh perairan NKRI dari sisi pertahanan dan militer, dan Bank Indonesia menjaga kedaulatan ekonomi dan kedaulatan rupiah sebagai salah satu simbol negara,” kata Waas.
Berdasarkan hasil evaluasi, banyak manfaat yang dapat dirasakan dari hasil kerja sama ini untuk masing-masing lembaga, terutama untuk masyarakat di wilayah terpencil dan perbatasan yang tercermin dari repon masyarakat yang sangat positif.
"Ini merupakan langkah penting dan strategis untuk menyinergikan kedua instansi pemerintah dalam menunjang pembangunan nasional, khususnya di daerah perbatasan dan terpencil, serta pulau-pulau terluar NKRI," kata Soeparno, dalam sambutannya.
"Kita punya 17.499 pulau dan wilayah perbatasan yang sangat luas dan berbatasan dengan 11 negara tetangga, maka upaya pendistribusian dan layanan kas di wilayah kepulauan khususnya kepulauan terpencil dan terluar menjadi salah satu tugas yang penuh tantangan bagi Bank Indonesia khususnya dalam hal keterbatasan transportasi dan faktor keamanan," kata Waas.
TNI-AL memfasilitasi Bank Indonesia dalam pendistribusian dan pengamanan mata uang rupiah. Juga untuk sosialisasi keaslian uang rupiah, mengeliminir peredaran uang palsu, melaksanakan layanan kas keliling, serta mempercepat proses penarikan uang lusuh di wilayah perbatasan dan pulau terluar wilayah Indonesia.
Waas mengatakan, tugas pokok Bank Indonesia adalah menjaga kelancaran sistem pembayaran yang merupakan urat nadi perekonomian merupakan amanah UU Nomor 23/1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 6/2009 dan UU Nomor 7/2011. (*)
Editor: Ade Marboen
[ANTARA News] COPYRIGHT © 2012
Informasi pemasangan iklan
hubungi Yunita - telp. 0356712614 / 085645229854
atau klik di sini
Ruang lingkup kesepakatan bersama dan kerja sama itu, meliputi pendistribusian uang rupiah menggunakan sarana milik TNI-AL dan Bank Indonesia ke daerah perbatasan dan terpencil di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pula sosialisasi program-program Bank Indonesia melalui gelar operasi oleh unsur-unsur operasional TNI-AL.
Secara proforma, kerja sama sinergi kedua pihak itu dilakukan pada Selasa, di Markas Besar TNI-AL, Cilangkap. Ada dua piagam sinergisitas yang ditandatangani, dan dilakukan Direktur Pengedaran Uang Bank Indonesia, Mohammad Dakhlan, dan Direktur Perencanaan Strategis dan Hubungan Masyarakat Bank Indonesia, Dyah NK Makhijani, dan Asisten KSAL Bidang Operasi, Laksamana Muda TNI Hari Bowo.
Mereka disaksikan Deputi Gubernur Bank Indonesia, Ronald Waas, dan Kepala Staf TNI-AL, Laksamana TNI Soeparno, bersama sejumlah pejabat teras kedua instansi itu.
Kerja sama BI dengan TNI-AL ini telah dua kali diujicobakan, yaitu di perbatasan Indonesia-Filipina pada 24-30 Juni 2011 dengan rute Bitung-Marore-Miangas-Melonguane dan Lirung serta di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia dan Vietnam di Kabupaten Anambas dan Natuna, pada 18-24 Juli 2011. Rutenya Pulau Jemaja – Tarempa - Pulau Laut dan Pulau Sekatung - Pulau Ranai dan Pulau Subi Besar.
Masyarakat di pulau-pulau terluar itu semakin dekat secara psikologis dengan Indonesia ketimbang serambi sebelah. Sebagai contoh, masyarakat Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan (saat itu), lebih akrab memegang mata uang ringgit Malaysia ketimbang rupiah. Hal itu tidak baik bagi keutuhan wilayah negara.
"Sesuai amanah undang-undang, TNI menjaga kedaulatan, keamaman dan hukum di seluruh perairan NKRI dari sisi pertahanan dan militer, dan Bank Indonesia menjaga kedaulatan ekonomi dan kedaulatan rupiah sebagai salah satu simbol negara,” kata Waas.
Berdasarkan hasil evaluasi, banyak manfaat yang dapat dirasakan dari hasil kerja sama ini untuk masing-masing lembaga, terutama untuk masyarakat di wilayah terpencil dan perbatasan yang tercermin dari repon masyarakat yang sangat positif.
"Ini merupakan langkah penting dan strategis untuk menyinergikan kedua instansi pemerintah dalam menunjang pembangunan nasional, khususnya di daerah perbatasan dan terpencil, serta pulau-pulau terluar NKRI," kata Soeparno, dalam sambutannya.
"Kita punya 17.499 pulau dan wilayah perbatasan yang sangat luas dan berbatasan dengan 11 negara tetangga, maka upaya pendistribusian dan layanan kas di wilayah kepulauan khususnya kepulauan terpencil dan terluar menjadi salah satu tugas yang penuh tantangan bagi Bank Indonesia khususnya dalam hal keterbatasan transportasi dan faktor keamanan," kata Waas.
TNI-AL memfasilitasi Bank Indonesia dalam pendistribusian dan pengamanan mata uang rupiah. Juga untuk sosialisasi keaslian uang rupiah, mengeliminir peredaran uang palsu, melaksanakan layanan kas keliling, serta mempercepat proses penarikan uang lusuh di wilayah perbatasan dan pulau terluar wilayah Indonesia.
Waas mengatakan, tugas pokok Bank Indonesia adalah menjaga kelancaran sistem pembayaran yang merupakan urat nadi perekonomian merupakan amanah UU Nomor 23/1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 6/2009 dan UU Nomor 7/2011. (*)
Editor: Ade Marboen
[ANTARA News] COPYRIGHT © 2012
Informasi pemasangan iklan
hubungi Yunita - telp. 0356712614 / 085645229854
atau klik di sini