Mitra-solusindo.com, Jakarta - Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan kredit perbankan di Indonesia pada 2012 mencapai 23,6 persen sesuai dengan rencana bisnis bank (RBB) yang diajukan ke BI.
"Data sementara menunjukkan perbankan Indonesia mengalami pertumbuhan kredit pada 2012 sebesar 23,6 persen, tidak jauh berbeda dari RBB 2011 sebesar 24,4 persen," kata Deputi Gubernur BI Halim Alamsyah di Jakarta, Kamis usai Rapat Dewan Gubernur BI.
Sementara untuk realisasi hingga akhir November 2011, pertumbuhan kredit mencapai 26 persen (yoy) dengan nilai kredit investasi sebesar 36 persen, kredit modal kerja mencapai 22,2 persen dan kredit konsumsi mencapai 26 persen.
"Untuk RBB 2012 masih belum selesai semua karena masih harus didiskusikan bank, kompilasi data sementara menunjukkan tidak benar bank secara keseluruhan pesimis," kata Halim.
Ia menjelaskan bahwa target capaian kredit perbankan asing dengan nasional berbeda, dengan kelompok bank asing mematok angka yang lebih rendah.
"Ada kelompok bank yang mematok pertumbuhan kredit paling rendah pada angka 20 persen adalah bank-bank asing, tapi bank lain menargetkan pertumbuhan kredit di atas 22 persen, artinya perbankan nasional optimis pada permintaan kredit kita," jelas Halim.
Halim juga menilai bahwa perbankan menargetkan mobilitas dana yang lebih tinggi pada RBB 2012 dibanding pada 2011.
"Pada RBB 2011, Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan hanya mencantumkan 13,6 persen meskipun pada realisasinya 19 persen, pada RBB 2012 perbankan nasional menargetkan sekitar 19,3 persen artinya tidak benar perbankan kita pesimis," ungkap Halim.
BI juga berencana untuk mengkaji kebijakan bank dalam melaksanakan efisiensi lewat Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) yang sejauh ini dianggap berhasil untuk menekan suku bunga di tingkat korporasi.
Suku bunga korporasi turun dari level 10,51 persen pada Maret menjadi 10,36 persen pada November 2011. Suku bunga ritel juga mencatat penurunan yaitu dari posisi 11,80 persen pada Maret menjadi 11,78 persen pada November 2011, sedangkan suku bunga Kredit Pemilikan Rumah juga turun dari 11,16 persen pada Maret menjadi 10,82 persen pada November 2011.
Namun kelompok SBDK non-KPR malah meningkat dari 11,6 persen pada Maret menjadi 11,68 pada November 2011.
"Jadi kita bisa lihat SBDK berhasil meningkatkan kompetisi dan menurunkan suku bunga untuk segmen-segmen yang populer dan kompetisinya tinggi, jadi tidak ada yang mengkhawatirkan dalam pertumbuhan kredit di Indonesia," kata Halim.
(T.D017*D012/ )
Editor: Ruslan Burhani
[AntaraNews.com] COPYRIGHT © 2012